Mengenali Realitas Dunia Fashion

Fashion adalah dunia dinamis, penuh tantangan dan sarat persaingan. Brand baru atau lama, desainer senior atau junior senantiasa dihadapkan pada tantangan serupa: seberapa mampu menghasilkan produk berkualitas yang laku dijual. Di dunia fashion, kreativitas bukan satu-satunya penentu keberhasilan, karena kreativitas tak akan berkembang tanpa ditopang kemampuan mengelolanya hingga menghasilkan keuntungan dan berkelanjutan.

Bisnis fashion adalah usaha ‘membuat’ dan ‘menjual’ pakaian. Sekilas tampak sederhana, padahal begitu kompleks. Apalagi jika Anda tidak memiliki referensi cukup tentang itu, atau belum memiliki pengalaman terjun langsung ke dalamnya. Begitu banyak persoalan yang terlihat sederhana padahal cukup pelik, hingga soal-soal yang tak terbayangkan sebelumnya. Sebagai gambaran, jika Anda memutuskan mendirikan brand dan menjalani bisnis fashion, itu artinya Anda harus siap memikul tanggungjawab pekerjaan mulai dari hal-hal yang sifatnya konseptual—merumuskan model bisnis, membuat konsep dan melakukan riset untuk koleksi—hingga pekerjaan teknis urusan produksi, pemasaran, distribusi dan turunan pekerjaan dari setiap tahapan tersebut.

Setiap tahapan dalam rantai pasokan (supply chain) bisnis fashion memiliki jadwal ketat, karena pembagian musim di industri fashion sudah diatur sedemikian rupa dan relatif pasti. Spring/Summer jatuh pada bulan Februari-Maret, sementara Fall/Winter pada bulan September-Oktober. Itu adalah dua musim utama yang berlaku di industri fashion khusus untuk koleksi pakaian perempuan. Belum termasuk jadwal untuk koleksi pakaian laki-laki, haute couture, cruise/resort, pre-fall dan bridal.

Dalam setiap tahap rantai pasokan terdapat tahapan turunan. Dalam tahap produksi misalnya, seorang desainer akan dihadapkan pada pekerjaan mulai dari membuat desain, pola, ukuran, memilih bahan baku yang tepat, mencari penyedia bahan baku, memilih kontraktor garmen, hingga menentukan harga sementara. Dalam jadwal pekerjaan yang begitu ketat, tidak semua hal selalu berjalan mulus sesuai rencana. Tidak jarang sebuah brand mengalami kendala dan melewati tenggat waktu karena masalah kelangkaan bahan baku, atau harga bahan baku yang tiba-tiba melambung di atas anggaran yang sudah direncanakan, atau tidak menemukan kontraktor garmen sesuai harapan. Semua itu bisa terjadi di luar kendali kita. Tidak hanya di tahapan produksi, juga di tahapan-tahapan lainnya, dengan jenis dan corak persoalan yang berbeda-beda dan tingkat kepelikan yang beragam pula.

John Galliano and Michael Kors are two of many designers who have experienced bankruptcy.

— Mary Gehlhar —

Fashion adalah dunia yang sangat dinamis dan kompetitif. Pemain lama dan pemain baru sama-sama ditantang bersaing. Generasi kemudian berusaha meraih tangga sukses generasi sebelumnya, sementara generasi pendahulu terus berjuang mempertahankan eksistensinya. Sebagian kecil tantangan dan kendala seperti di atas bukan hanya akan dan selalu dihadapi oleh desainer atau brand baru, juga oleh semua brand, tanpa kecuali, tanpa kompromi.

Jika Anda benar-benar ingin menjadi pelaku bisnis fashion yang bisa bertahan dan terus berkembang hingga besar, sejak awal harus disadari bahwa fashion adalah dunia bisnis, dunia komersial, bukan dunia hiburan untuk mencari popularitas dalam rentang waktu 30 menit peragaan busana. Dunia fashion adalah dunia di mana kreativitas ditantang untuk menghasilkan uang dan keuntungan.

The fashion world requires hard work, discipline, perseverance, and passion. There is no magic formula or secret to success, and while designers can learn from others, they each must find their own path.

— Mary Gehlhar —

Di dunia fashion, sukses tidaknya seorang desainer bukan hanya diukur dari seberapa kreatif dia membuat pakaian, juga seberapa besar pakaian-pakaian yang dia buat laku dijual dan diminati banyak orang. Keberhasilan di dunia fashion diuji berdasarkan seberapa mampu Anda membuat keseimbangan antara kreativitas dan kemampuan menjalankan bisnis secara berkesinambungan. Keterampilan dalam fashion tak cukup menjamin kesuksesan. Bahkan mereka yang memiliki keterampilan luar biasa pun masih menghadapi resiko gagal dan bangkrut (Mike Easey, 2009). Apa ukuran kegagalan dan keberhasilan dalam fashion Menurut Ralph Toledano, presiden Fédération Française de la Couture dan CEO Nina Ricci, fashion dikatakan gagal jika tidak bisa dijual.

Clothing that is not purchased or worn is not fashion.
— Giorgio Armani —

Sudah siap menghadapi tantangan? Sudah bulat tekad Anda memasuki dunia fashion? Jika ya, maka Anda bisa terus membaca dan menerapkan setiap materi yang akan disajikan dalam Kelas Fashion Online. Jika tidak, maka pertimbangkan lagi dengan matang, atau lupakan dunia fashion dan segera mencari pilihan lain yang lebih sesuai dengan kesiapan Anda.

***

Anda punya pertanyaan atau tanggapan atas artikel di atas, sampaikan pada kami! No Fields Found.

Keterangan: Mary Gehlhar adalah Direktur Divisi Fashion Gen Art, penulis buku “The Fashion Designer Survival Guide” (2008), dan konsultan banyak desainer, antara lain Zac Posen, Twinkle by Wenlan, Rebecca Taylor, dan Cloak. Mike Easey, “Fashion Marketing, Third Edition, 2009.

Topik Terkait

1 thoughts on “Mengenali Realitas Dunia Fashion

  1. Pingback: Fashion Design: A Guide to the Industry and the Creative Process – Satusatu

Comments are closed.

×

Hai...

Ingin tahu seputar layanan dan produk kami? Klik icon logo di bawah!

×